Nathanael Gratias Sumaktoyo's Blog

Mengapa Saya Belajar Politik Amerika

Banyak yang bertanya kenapa saya, orang Indonesia yang bahasa Inggris-nya jelek, memilih belajar politik Amerika. Kenapa saya tidak belajar Politik Perbandingan saja seperti kebanyakan mahasiswa internasional lain? Kenapa saya bersikeras belajar dan menulis disertasi tentang politik Amerika, yang bahkan bukan negara saya? Selama ini saya selalu menghindar dari pertanyaan itu. Saya sendiri tidak tahu jawabannya, sampai kemarin.

Sebagai bagian dari salah satu kelas yang saya ambil, saya harus membaca buku dari ilmuwan politik Russell Dalton berjudul The Good Citizen. Buku itu bagus, tapi tidak ada yang menyita perhatian saya secara khusus kecuali halaman terakhir. Dalton mengutip pidato Bono pada perayaan wisuda Universitas Pennsylvania tahun 2004:

Saya jatuh cinta dengan negara ini yang bernama Amerika. Saya adalah penggemar berat Amerika … Saya membaca Deklarasi Kemerdekaan dan saya juga membaca Konstitusi Amerika … Saya mencintai Amerika karena Amerika bukan hanya sebuahnegara, tapi juga sebuah ide.

Dan itulah jawaban saya.

Saya belajar politik Amerika karena saya tidak mau hanya belajar persaingan politik. Saya bisa belajar tentang hal itu dimanapun. Saya juga tidak mau belajar hanya tentang badan legislatif dan apakah mereka merepresentasikan masyarakat luas. Bidang ilmu lain barangkali lebih cocok untuk mempelajari itu. Saya tidak mau hanya belajar politik. Saya ingin belajar tentang ide!

Saya ingin belajar bagaimana ide-ide besar tentang kesetaraan, tentang kebebasan, tentang hak asai, dan tentang pemerintah dari oleh dan untuk rakyat dilahirkan, diperjuangkan, dan bahkan diingkari oleh masyarakat yang mengusungnya. Saya ingin belajar ide dalam dunia nyata, bukan hanya ide yang ada di benak para filsuf.

Amerika dibangun berdasar pada ide bahwa semua manusia diciptakan sama dan bahwa mereka dianugerahi oleh Penciptanya dengan hak-hak yang tak terhapuskan. Selama ide-ide tersebut hidup, mempelajari politik Amerika tidak akan sama dengan hanya mempelajari politik. Mempelajari politik Amerika akan selalu menjadi studi tentang ide-ide manusia. Memang benar bahwa ide-ide tersebut barangkali terlalu besar sehingga kalau kita bandingkan keadaan saat ini setiap negara di dunia dengan ide nasional mereka, barangkali Amerika ada di peringkat bawah. Tapi itu berlaku untuk semua ide besar, kan? Kalau kita hanya bermimpi kecil, kita pasti bisa meraihnya. Tapi kalau mimpi kita sangat besar, ketika kita gagal meraihnya maka kita akan jatuh ke bawah dengan keras.

Dan karena itulah Amerika tidak sempurna. Ia tidak dapat memenuhi idealismenya sendiri. Ia memiliki masalah-masalah. Ia melakukan hal-hal buruk di masa lalu. Ia gagal bertindak ketika ia harus bertindak dan malahan bertindak ketika tidak dibutuhkan. Tapi setiap negara di dunia pasti mempunyai masalah dan kesalahan. Saya mencintai Amerika, baik sebagai negara dan terlebih lagi sebagai ide, bukan karena ia sempurna. Saya mencintai Amerika karena ia menunjukkan dapat seberapa jauh atau dekat manusia dari nilai-nilai idealnya tentang kebebasan dan kesetaraan.

Politik Amerika bukan lah tentang politik semata. Ia adalah tentang eksperimen terbesar dalam sejarah manusia. Eksperimen yang bersandar pada gagasan bahwa manusia sekalipun merupakan tempat salah dan egoisme adalah setara satu sama lain, adalah pribadi yang bebas, dan mampu mengatur dirinya sendiri. Ia adalah eksperimen yang tidak menganggap bahwa hanya mereka yang suci, terpelajar, atau terpilih yang dapat memerintah. Ia menaruh kepercayaan pada setiap orang—pada orang seperti saya dan Anda. Saya tidak ingin eksperimen seperti itu gagal. Saya ingin ia tumbuh, bukan hanya di tanah Amerika sendiri tapi juga di tempat lain di bumi. (*)

Exit mobile version