Kemana Saya Pergi Setelah Mati: Titik dan Bangun Kompleks
Ini bukan tulisan baru, sebenarnya hanya diambil dari comment yang dipost di “Neraka itu Mitos”. Menurut saya, comment yang ditinggalkan ini menarik, dan karena saya juga me-reply dengan panjang, nggak ada salahnya dijadikan tulisan terpisah.
adfu Berkata:
September 10th, 2007 pada 3:30 pm
saudara nathan, saya sangat menghargai pendapat anda karena setiap orang mempunyai pandangan yang berbeda dan sering sekali sangat bertentangan dengan orang lain. tetapi anda hanya sebatas titik di antara jagad raya ini. Janganlah memutuskan secepat yang anda inginkan karena anda tidaklah abadi di dunia ini, anda suatu saat akan mati dan tidak akan ada yang akan menolong anda.
apakah anda beranggapan surga dan neraka itu tidak ada?
jadi anda itu beragama apa? apakah anda seorang atheis?
jadi, anda sekarang sudah menemukan surga anda?
banyak ilmuwan yang beranggapan tuhan itu tidak ada, seperti stephen hawking yang seorang penganut ateis, dan masih banyak ilmuwan dan orang-orang lainnya.
saya sendiri juga bukan penganut agama yang fanatik dan menyepelekan teori anda.
tapi saya ingin tahu bagaimana anda jika mati nanti, karena barangkali jika anda mati nanti tidak akan ada apa-apa kecuali kehampaan.
Nathanael Berkata:
September 10th, 2007 pada 6:50 pm
Mas/Mbak Adfu,
Kemana saya akan pergi setelah saya mati nanti? Jawabannya mudah sekali Mas/Mbak. Saya akan pergi ke tempat yang saya tuju. Saya tidak hidup dalam ketakutan dan karenanya tidak ada alasan bagi saya untuk takut tentang kemana saya akan pergi setelah mati. Dia Yang Saya Tuju pasti menunjukkan jalannya.
Saya justru bertanya-tanya, kemanakah orang yang hidup penuh dengan ketakutan atas surga dan neraka akan pergi nanti? Kita pergi kemana pikiran kita menetapkan tujuan. Apabila pikiran kita hanya berisi ketakutan akan hukuman, katakan pada saya Mas/Mbak, kemana kita akan pergi?
Lagian Mas/Mbak, Anda tahu darimana bahwa saya hanya sebatas titik di jagad raya ini?
Bila Anda merasa anda hanya sebatas titik di jagad raya, maka nggak perlu mengajak orang lain untuk sekedar menjadi titik.
Saya lebih dari sekedar titik Mas/Mbak. Dulu mungkin saya baru sekedar titik, tapi sekarang Tuhan sudah menuntun saya untuk menjadi sebuah garis, dan sebentar lagi akan menjadi sebuah bangun ruang, dan seterusnya..Tuhan ingin saya berproses dalam menemukan Dia, tidak statis, karenanya saya percaya Ia tidak akan membiarkan saya terus-terusan menjadi titik.
Demikian Mas/Mbak, saya yakin Tuhan melakukan hal yang sama pada semua orang. Menghendaki mereka berproses, berangkat dari titik menjadi sesuatu yang lebih kompleks. Permasalahannya, cukup beranikah setiap dari kita bergerak maju? Atau kita celingak-celinguk lihat kiri-kanan, dan berkata dalam hati, “Ah, yang lain masih jadi titik, ntar dulu deh jadi garisnya. Daripada dibilang aneh…”
Apabila seseorang tetap ingin menjadi titik, alangkah baiknya tidak menyamakan semua orang demikian, karena beberapa orang ingin berkembang dan menjadi bangun kompleks..
(Nathanael Gratias Sumaktoyo)
reply yg cukup menarik kelihatannya bang..
Walopun comment mas/mbak adfu kelihatannya sangat meng-ad hominemkan abang tp abang masih menjawab dg kepala dingin 🙂
Kemana saya pergi setelah mati ??
i’d rather to answer : the best place..
yeah Tja,
all of us are going to stay in our true place, none left behind.
diskusi ini mengingatkan saya lagi ttg previous post abang tentang neraka 🙂
so…apa sih eternity itu ??
benar2 adakah eternity itu ?? 🙂
what do u think bro ??
Eternity = something that doesn’t change
Once the one(s) we call ‘eternity’ change, then it is eternal no more.
hmm..saya jd tidak mengerti..
apakah eternity itu suatu hadiah atau kutukan..
menyenangkan kah berada dalam kondisi tidak berubah terus menerus??
pertanyaannya berat, tapi seneng gw soalnya jadi mikir 🙂 thanx Tja
umm…tergantung kepada untuk apa subjek ada.
Kalau subjek ada untuk sedih, maka eternity menjadi kutukan
Kalau subjek ada untuk gembira dan hidup dalam cinta, maka eternity menjadi hadiah
Yah, nggak ada yang nggak debatable sih….menurutmu gimana?
jd inget pas kecil dulu..
Sy pernah mikir..
Waa…kan bosen di surga terus…
Ntar kalo dah di surga minta ke Tuhan ah..
biar dipindah ke dunia lagi tp dg kemampuan super 😀
tp itu jadi pemikiran menarik skg..
Katakanlah ada kehidupan setelah mati..
Apa jadinya setelah kita hidup setelah mati itu..
hidup lagi?? mati lagi ?? atau membentuk cycle ??
Kalau sperti cycle berarti ekstrim-nya manusia bagaikan marmut yang bermain dalam sebuah roda mainan itu…Kita bahagia krn kita Merasa bergerak..padahal in fact mungkin kita cuma berputar2 pada bbrp tempat saja..
Arghh..kalau berpikir seperti ini sy ga bisa ngehindari pikiran sy yg jadi bercabang2..
in the end jd kepikiran gini..
So whats the point Tuhan menciptakan manusia,
menciptakan hukum untuk manusia, lalu memberi imbalan, atau mungkin memberi kutukan (kutukan neraka abadi ?? ) sy kdang tidak bisa menghindari diri dr pikiran bahwa God is toying us..
:huaa: waduh maap bang..jd bercabang2 gini 🙂
Nice to discuss this with u..
some will accuse me as atheist once i begin to talk about this..
But i do believe..God give us brain for reasons.. 🙂
ohiya omong panjang lebar tapi malah lupa ngejawab pertanyaan abang..
Hmm..analogi nya gini, kalo kita diberi sesuatu terus menerus, tentu akan sampai satu titik dimana kita akan mengalami kejenuhan..Ibaratnya anak kecil mau ditaruh di rumah coklat, lama2 ya eneg juga..Katakanlah rumah coklat nya divine rumah coklat, ga bikin sakit gigi, ga bikin kenyang..tp tidakkah lama2 kita tersiksa dg itu..?
To Etja @post yang pertama:
nice Tja!! Nggak nyangka ada orang yang hobi mikir aneh2 kayak abang. Kalo aq pikir, by default kita emang muter-muter lahir-mati lahir-mati. Itu yang dinamakan reinkarnasi.
Tapi, justru disitu pengetahuan manusia berperan. Manusia harus ingat lagi dirinya siapa, darimana asal sejatinya, dan kenapa bisa sampai ada di bumi ini. Pengetahuan itu (dan akhirnya iman), membantu kita keluar dari siklik hidup yang menjadikan kita mainan seperti ini. Dari yang q temuin, kejadian awalnya beda sekali dengan yang ada di agama-agama. Tapi justru jauh lebih menjelaskan banyak hal dibanding yang mampu dijelaskan doktrin iman agama manapun.
Aq suka analogimu Tja, kalau nggak pernah sadar siapa dirinya, manusia cuma seperti hamster yang ditaruh di roda mainan itu. Merasa bergerak tapi cuma semu, merasa sebagai makhluk tertinggi tapi sebagai utopia aja. Kata Socrates, “gnothi seauton” (kenalilah dirimu)
To Etja @post kedua:
we need to think more deeply Tja. Kalau kita ADA memang untuk menikmati coklat, maka kita nggak akan pernah bosan menikmati coklat. Demikian sebaliknya, kalau kita ADA untuk menikmati permen, maka kita suatu saat pasti akan bosan menikmati coklat dan tidak akan bosan menikmati permen.
Sama seperti roh. Untuk apakah roh kita ADA? Apa hakikat tertinggi roh kita? Apa kebenaran yang ada pada roh kita? Menurutq, hakikat sejati kita adalah cinta. Kita ADA dari cinta, dalam cinta, dan pada saatnya semua pun akan kembali kepada cinta. Karena itu, nggak ada alasan kita akan bosan terhadap cinta. Justru, kita akan menderita dalam suatu kondisi dimana tidak ada cinta, that what hell is.
“KEMANA SAYA PERGI SETELAH MATI?”
ya tergantung amalan mu didunia mas. kalo amal ibadah mu lebih sedikit dibanding dengan dosa-dosa mu
Al Baqarah [2.4] “dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.”
Al Baqarah [2.9] Mereka hendak menipu Allah dan orang-orang yang beriman, pada hal mereka hanya menipu dirinya sendiri sedang mereka tidak sadar.
Al Baqarah [2.10] Dalam hati mereka ada penyakit, lalu ditambah Allah penyakitnya; dan bagi mereka siksa yang pedih, disebabkan mereka berdusta.
pemikiran yg berani, bagus! jarang org berani seperti lo.
bnyk dr kita cm sekedar pengikut agama, tdk berani “berjalan sendiri”
salam kenal
salam,
ikutan nanya mas,
soal atheis
-emang kalo orang g beragama terus dibilang atheis y mas/mba?
-emang atheis itu apaan si?
-apa salahnya dengan atheis?
-kalo atheis ini lebih manusia dari orang yang bilang dirinya beragama, apakah si atheis ini juga tetep masuk neraka(kalo neraka itu ada)?
-soal amalan, kalo atheis ini amalannya lebih banyak gimana?
-soal g sadar, kalo g sadar kok dihukum? adilkah?
terakhir, saya setuju soal dimana tidak ada cinta disitulah neraka, namun ada agama yang kurang nyebut cinta dan ada juga yang sangat banyak nyebutin soal cinta, mpe dibikin klasifikasi, namun berhenti di kotaknya sendiri, trus gimana?
biarlah matahari terus terbit, rumput terus tumbuh, bunga terus bermekaran, burung terus berkicau, dunia terus ada, dalam kehangatan cinta
Halow,
soal atheis, wah saya ndak bisa njawab ya, karena saya nggak membedakan orang dari atheis atau theis..
buat saya sih, yang menting orang mikir dan bertanggung jawab atas pilihannya
salam,
nambahin lagi mas, sepertinya, kesan yang saya tangkap anda sangat paham tentang filsafat Yunani dan pemisahannya pada Tubuh, jiwa, roh dll yang sebangsa dengan itu.
kemudian juga dengan reinkarnasi, sepertinya anda paham hal itu, saya mohon penjelasan, boleh?
karena dalam pemahaman logika saya sulit untuk menerima hal ini, terima kasih,
salam
Halo Mas/Mbak,
wah saya ndak expert soal begituan Mas, tapi terus-terang hal-hal seperti itu memang menarik minat saya..Mungkin saya nggak bisa jelasin, tapi paling nggak saya bisa mereferensikan satu buku bagus.
Coba Mas/Mbak cari buku Michael Newton yang judulnya “Journey of Souls”. Di Gramedia ada Mas, harganya 54rb. Buku itu bagus, dan semua yang Mas/Mbak tulis di komen di atas, ada di situ.
Buku itu tentang Live Between Lives. Michael Newton sendiri adalah seorang hipnoterapis. Dia PhD clinical psychology. Menggunakan teknik hipnoterapi yang dia kembangkan sendiri, dia berhasil membawa pasien2nya ke dalam masa transisi antara dua kehidupan mereka. Jadi ya, buku ini ada tentang reinkarnasi juga.
Bagus Mas/Mbak bukunya, dibeli aja nggak rugi pasti
sory mas, kok malah promosi buku si, tp gpp d, bsok saya k gramedia, numpang baca, saya blm ada duit soale, anyway, tengkyu y.. 🙂
habis bukunya bagus banget, dan itu kisah nyata..
nggak rugi deh Om, very2 enlightening
Back to the top
kalo kamu ditanya ‘mau ke mana’, masak kamu jawab ‘mau ke tempat yang gue tuju’?
nggak nyelesain pertanyaan, tauk!
kalo kamu ngerasa jawaban kamu bener, ada yang gak bener di diri kamu…
emang bener itu apaan si?
orang waras di tengah orang gila juga jadi dia yang gila kayak’a,
bahasa adalah sebuah kesepakatan bersama, yang kemudian meniadakan hal-hal unik yang dialami dan dipahami sebuah pribadi,
sesuatu yang mungkin tidak bisa diterima dengan logika bahasa,
agama sepertinya juga demikian, semua menjadi satu, searah, sejalan, tidak ada yang boleh berbeda, demi menjaga ajaran saat berbeda dinyatakan sebagai sesat, kafir dll, apakah Tuhan anda yang katanya Maha segalanya itu juga akan diam saja saat DIA dibatasi dalam kandang agama anda, dan apakah anda bisa membatasi cara DIA menyatakan diri kepada masing-masing pribadi manusia, saat anda merasa tahu semua tentang DIA apakah bukan berarti anda menyatakan diri anda sebagai TUHAN, sangat mengeTAHUi siapa dan apa yang MAHA TAHU itu, sementara siapa dirinya, manusia itu sendiri tidak bisa mengetahui dengan utuh, dibutuhkan kesadaran seperti yang mas Nathan ini ungkapkan di awal,
Selamat melanjutkan perjalanan anda mas Nathan,
Semoga Tuhan menolong Anda untuk lebih mengenalNya,
biarlah matahari terus terbit, rumput terus tumbuh, bunga terus bermekaran, burung terus berkicau, dunia terus ada, dalam kehangatan cinta, dalam sebuah nama yang mempesona sekaligus menggentarkan hati manusia
sangat menarik apa yang anda katakan mas nathan. saya memahami bahwa kalo manusiamati maka dia akan manjadi bagian dari alam raya uni, dia manjadi sebuah energi yang kekal dan dari kekelan tersebutlah kita menjadi bagian yang tek terpisahkan dari alam raya dan tuhan itu sendiri. saya sangat percaya dengan apa yang diungkapkan aristoteles (maaf menyadur dari orang lain) yang kira-kira memahami bahwa saat kita ingin melihat tuhan maka kita dapat menemuinya melalui alam ini,pohon, batu,udara, air den berbagai sumber alam raya ini. pemahaman tentang manusia sebagai mikrokosmos tentunya menjadi sebuah pemahaman yang tidak bisa kita pisahkan sebagai bagian dari makrokosmos. pemahaman menjadi bagian sebagai sebuah bentuk bangunan mungkin (bagi saya masih terlalu mempersempit pemahaman) dimana kita merupana bagian yang tentusa aja tidak terpisahkan dari alam raya ini, tetapi paling tidak saya dapat memahami bahwa kita manjadi sebentuk baru dari alam raya ini.
bagai mana kita bisa ber cerita atau menjelaskan? kalo anda tdk pernah berada di wilayah tersebut? kalo mau tau kematian, pakai ilmu mati, kalo mau tau kehidupan pake ilmu hidup, semua itu adalah pengetahuan nyata bukan kira2 atau pendapat yg mugkin kita baca dari kitab suci ini dan itu, kalo kita kenal secara hakiki/nyata dengan yang maha suci, pemilik kuasa dan hidup, pasti kita di berikan pengetahuan utk tau hal tersebut, PASTI….!
dulu kita menyatu dengan samudera yang luas tapi kini kita
jadi setetes air yang nantinya akan kembali menyatu dengan samudera yg luas.
karna sejatinya kita adalah Tuhan yang terperangkap dalam tubuh manusia
Saya tidak berani memastikan tentang kematian, karena saya sendiri belum pernah mati. Tapi dari hasil cerita orang-orang pernah mati suri. Mereka bercerita bahwa mereka berada disuatu tempat, dimana terang tetapi tidak panas, suasananya indah.Dan ada fase dalan ilmu kedokteran yang dimanakan virtual, yang kurang lebih kondisi dimana orang tersebut antara sadar dan tidak atau koma. Tetapi setelah terlewati masa kritis ada yang berserita bahwa mereka pergi kesuatu tempat dimana disana serba nyaman dan indah. Adalagi ajaran tentang samadhi atau ngrjut dalam kejawen, bila orang sudah bisa melepaskan diri dari raga akan mengalami beberapa fase, dan pada tingkat tertentuia akan memasuki alan dimana suasana disana itu serba indah dan nyaman. Oleh sebab itu ada pendapat bagi pemula yang bersamadhi harus didampingi oleh yang dudah biasa, sebab bila tidak nanti bisa ogah pulang ke raganya lagi, dan nanti bisa nyasar ke sebuah pohon beringin yang disangkanya surga. Padahal ia ada disebuah pohon berngin tetapi dialam yang lain. Itulah saat yang saya tahu. Dan saat juga saya masih mencari kebenarannya. Baik secara agama Islam yang saya anut, maupun pengetahuan lain yang saya pelajari. Semoga bermanfaat.
Mungkin lebih baik jika ada kehidupan setelah mati, bukankah itu akan lebih menakutkan bila sebenarnya kita bukanlah apa-apa, kita tercipta karena kesengajaan belaka, dan semua juga akan berakhir sampai benar-benar kosong, seperti kematian alam semesta yang diramalkan para ilmuan. Jika itu semua benar, jadi kita ini apa sebenarnya? Kita mati dan selesai, kita bukanlah apa-apa lagi, tidak ada yang namanya jiwa. Dunia ini apa? bukankah ke tidak tahuan itu sangat menakutkan bila direnungkan?
yang menakutkan itu ketidaktahuan yang tidak disertai usaha untuk tahu Mas….ketidaktahuan itu bagi saya justru menggairahkan, karena ia mengundang rasa ingin tahu…
masalahnya, bagi sebagian orang, ketidaktahuan ditafsirkan sebagai inferioritas…yang lalu selalu dibumbui oleh pernyataan “betapa kecil manusia di hadapan Tuhan yang Maha Tahu”…Nah, pernyataan itu yang bagi saya menakutkan
@all
sry ya klo gw salah,
karena gw percaya sm agama dan alkitab,gw jawab klo mati gw pasti masuk ke alam kebenaran dan kehidupan menuju pada Bapa (Allah).
karena gw mengikut kristus yg merupakan Jalan kebenaran dan hidup.
coba kita analogikan
gw blm pernah mati : Jadi gw ga tw dong mw kemana gw pergi
Tuhan Yesus Uda pernah mati di kayu salib di bangkitkan pada hari ke 3 : Jadi dy uda tw mw menuju kemana,
Nah gw ini ibarat orang Buta yg ga tau jalan,di Tuntun Oleh Tuhan Yesus yg uda pernah kesana ,tau jalan ,dan tidak buta,
jadi klo anda tanya kemana saya setelah mati saya jawab “tanya aja ke Tuhan yesus,dia yg mw nuntun saya,orang saya ga tau jalan,dy yg tau jalan kebenaran dan hidup menuju bapa”
@nathanael
ijin copy paste tulisan2 mu ke blog laen boleh ga?
apa alamat email or web mu bwt di taro di bagian credit nya?
yang paling penting adalah kita menyadari keberadaan diri kita ini, lakukan segala nya dengan baik dan benar, walaupun kita tahu bahwa kita adalah setitik debu dari alam semesta ini, tapi kalo kita bermanfaat dalam satu silus hidup kita, itu adalah sudah menjadi hal yang besar bagi diri kita..
Diam saja adalah kepunahan,kalau bergerak trus tandanya kebingungan.maka kolelerasinya adalah adakalanya harus diam dan adakalanya bergerak terus( berdasarkan konsep aqidah atau tauhid) bukan berdasarkan intuisi akal akalan.karena ruang gerak akal tidak terbatas maka keharusannya adalah akal di pandu oleh konsep atau logika sainstifika
Salah satu penjahat yang ikut disalib bersama Tuhan Yesus, bertobat dan berkata kepada Tuhan,”Yesus, ingatlah akan aku , apabila Engkau datang sebagai RAJA,” Kata Yesus kepadanya : “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya hari ini juga engkau akan ada bersama-sama dengan Aku di dalam FIRDAUS.” ( Lukas 23:42-43 )
Ada lagi,
“Lalu aku melihat langit yang baru dan bumi yang baru, sebab langit yang pertama dan bumi yang pertama telah berlalu, dan lautpun tidak ada lagi, dan aku melihat kota yang kudus, Yerusalem yang baru, turun dari SORGA, dari Allah, yang berhias bagaikan pengantin perempuan yang berdandan untuk suaminya. Lalu aku mendengar suara yang nyaring dari tahta itu berkata : ” Lihatlah kemah Allah ada di tengah-tengah manusia dan ia akan diam bersama-sama dengan mereka. Mereka akan menjadi umatNya dan Ia akan menjadi Allah mereka. Dan Ia akan menghapus segala air mata dari mata mereka, dan maut tidak akan ada lagi ; tidak akan ada lagi perkabungan, atau ratap tangis, atau dukacita, sebab segala sesuatu yang lama itu telah berlalu.” ( Wahyu / Revelation 21:1-4 ).
Ada lagi ini,
“Tetapi orang-orang penakut, orang-orang yang tidak percaya, orang-orang keji, orang-orang pembunuh, orang-orang sundal, tukang-tukang sihir, penyembah-penyembah berhala dan semua pendusta, mereka akan mendapat bagian mereka di dalam lautan yang menyala-nyala oleh api dan belerang ; inilah KEMATIAN YANG KEDUA. ( Wahyu 21:8 )
So….
Heaven is Real
Hell is Real
Don’t be foolled my friend.
pernah kesana Mas? kalau belum pernah kenapa bisa claim “is real”?
Nathan,
Benar-benar aneh tulisanmu ini. Aku mau beri nasihat saja, bukan berarti aku lebih baik dari kamu, tidak. Tapi sebagai sesama saudara seiman dan sebagai sesamaku manusia, gak ada salahnya aku beri nasihat.
Begini,
Jangan kamu kira kamu itu adalah anak indigo. Fenomena anak indigo adalah rekayasa ajaran New Age Movement. Anak indigo bukanlah peristiwa alam yang sifatnya kodrati, tetapi murni rekayasa. Anak indigo bukanlah reinkarnasi seseorang di masa lalu. Tidak ada itu reinkarnasi, bohong itu. Para pengikut ajaran New Age Movement berusaha menyerahkan anak-anak kepada iblis dengan cara diberi “kesaktian”, “kelebihan”, “kemampuan super” yang melebihi anak-anak normal pada umumnya.
Caranya bermacam-macam, salah satunya yang lazim adalah dengan teknik regressi hypnotisme seperti yang diajarkan buku karangan Michael Newton yang kamu promosikan itu.
Setelah anak-anak itu berhasil “dibikin” menjadi indigo, lantas mau diapakan ? Jawabannya adalah : mereka dipersiapkan untuk menjadi calon-calon pasukan antikristus di masa depan untuk menentang dan melawan Tuhan dan semua penghuni Kerajaan Sorga. Anak indigo ( dan anak-anak chrystal ) bukanlah pembawa kedamaian atau pencerahan di masa depan, ini adalah kebohongan iblis.
Semoga hal ini bisa kamu renungkan dan pikirkan kembali. Sadarlah sobat.
Oo, rupanya lu juga kristen ya tan ? Beneran ?
Sebagai orang Kristen, gua percaya bahwa Firman Tuhan tertulis dalam Injil / Alkitab dan apa yang Tuhan katakan kepada kita manusia adalah benar. Walaupun kita belum melihat, namun kita percaya bahwa itu semua benar. Ini namanya adalah iman. Jika seseorang baru percaya setelah melihat, namanya bukan iman.
Nathan, apakah elu percaya bahwa Alkitab adalah Firman Tuhan ?
jika seseorang baru percaya setelah melihat bukan iman, ohhhhh, jadi Thomas gak beriman dong karena dia baru percaya setelah melihat
dan setahu gw, yesus ngomongnya “berbahagialah yang tidak melihat namun percaya” bukannya “yang beriman adalah yang tidak melihat namun percaya”
makasih mas atas pencerahannya -__-“
memang sudah tau gt jalan ke sana ???
kalo saya bilang sudah tahu, kamu bakal percaya?
kalau apapun jawaban saya gak berpengaruh, kenapa saya harus menjawab 🙂
Besok lusa udah akan 17-an, lu belum juga jawab pertanyaan gua tan…?
Oya, lu udah ikutan lomba apa ? Gw ame anak-anak karang taruna ikutan lomba balap karung. Ada juga lomba ngisi TTS, ada yang cepat ada yang lambat, yaah maklum namanya orang ada yang cerdas dan ada yang kurang cerdas, tapi gak apa-apa kan ? namanya juga hidup ini banyak perbedaan. Yang penting kita sambut hari 17 agustus dengan keceriaan dan kita tetap bangga menjadi anak indonesia kan ?
btw, menurut lu lomba ngisi TTS dengan jawab komentar gua lebih rumit mana tan ….?
bagaimana kita bisa tau kehidupan setelah mati padahal kita belum mati. semua hanya perkiraan, semua hanya katanya, belum ada yang mengalami benar benar mati terus bisa cerita sama yang hidup atau paling cerita dari yang pernah mati suri tapi itu juga kan katanya. Maka dari itu mati dulu ( bukan mati suri ya. Mati bener ) setelah itu kabarin ke kita yang masih hidup ini bagaimana keadaan disana. Seperti ada guyonan bahwa mati itu enak kok buktinya yang udah mati ga mau pada balik lagi kedunia karena lebih enak mati
ijin share bro
—
Monggo bro
Malah saya sudah tidak peduli mw kemana setelah mati…
Sebelum bertanya,aku darimana dan akan mau kemana, kita wajib menggenal diri kita dan menggenal tuhan serta mula-mula sekali yg di jadikan oleh Tuhan.kalau tidak demikian maka sesat semua
Uda banyak bgt gw baca buku ttg ketuhanan,,jiwa,badan,pikiran,roh,energi, bahkan Tuhan yg ternyata tidak berada jauh di singgasana Nya.
tp masih blm ngerti knp dan apa tujuan penciptaan manusia..
Minta pendapatnya donk ;
🙂
Me:
Hi, suka sama topik-topik begitu ya? Udah baca buku apa aja? Pernah baca Journey of Souls gak? Yang nulis Michael Newton. For me, it is really mind blowing, life changing and heart touching hehe.
Kyk na seru th,, d gramed ada ?? Trus harga na mahal ga ?? Ntr beli ah,,
Me:
Nggak ada di Gramedia…. Btw, cek email gak? Gw kirim email kok kenapa bukunya dah gak dijual lagi. Atau gak nyampe emailnya?
K nathan,, ga ada th d email,,
kirimin lg dunks..
🙂 thx
Me:
Hi, udah disend lagi ya barusan emailnya. Semoga nyampe kali ini.
Makasih bang
Setelah ini aku baru ngeh dengan hal apa yang harus aku pikirkan dan apa yang tidak harus aku pikirkan.
Suatu sore di tahun 2018 aku masih berpikir, what we’ll go after we die?
Lalu tidak sengaja aku nyasar ke blog ini..
Dulu aku sering sekali berpikir tentang penyiksaan di neraka, ganjaran, maupun hukuman. Sempat takut dan parno dengan yang namanya dosa.
Banyak yang bilang kita bisa tebus dosa dengan banyakin amal dan ibadah, oke ibadah saya udah paham definisinya, tapi amal?
Menurutku aturan manusialah yang membingungkan. Kita disuruh beramal, lalu kita beramal, mengadakan katakanlah penggalangan dana atau lainnya – lalu ada yang bilang percuma karena mau ngamal kok dibilang bilangin. Lalu kita stop penggalangan tersebut. Kemudian kelompok lain bilang, beramal kok setengah setengah. Lalu kita lanjut lagi bikin yg lebih besar. Selanjutnya ada lagi yang berpendapat – nggak perlu mengajak orang lain untuk menyesatkan diri, beramal kok dengan embel embel pengen masuk surga- begitu seterusnya.
Saya jadi ingat cerita lawas tentang seorang anak, bapak, dan juga keledai. Pastinya sudah pernah dengar kan ceritanya? Saya nggak perlu nulis lagi disini berarti yaa 😀
Nah itulah yang mendasari pertanyaan saya: sudah benarkah aturan yang dibuat manusia? Apa itu dosa? Apa itu amal? Apa itu pahala?
Lalu yang terpenting: bagaimana kita harus menyikapi tanggapan masyarakat yang fanatik?
Makasih bang.. mohon dijawab yaa